Islam adalah
agama yang muwafiq fikuli zaman wa makan. Artinya islam adalah agama
yang fleksibel terhadap perkembangan zaman. Namun banyak orang menganggap
keliru bahkan sesat jika islam mengikuti perkembangan zaman. Ini itu dikatakan
bid’ah. Dengan dalih hal ini, hal itu tiddak sesuai dengan ajaran Rasulullah.
Tidak sesuai dengan pakaian rasulullah. Tidak sesuai dengan zaman rasul. Semua
yang tidak sama dengan rasul dianggap bi’ah dan harus diperangi. Ada juga yang
beranggapan bahwa islam semakin hari semakin bersifat simbolis saja. Itu
artinya umat manusia semakin lepas dari agamanya. Segala sesuatu dihitung
dengan harta. Sehingga menjadikan hati buta dan tidak mau menerima kebenaran.
Ada juga yang mengatakan islam sekarang tidak asli. Tetapi sekarang islam sudah
menjadi sekuler! Apakah sebenarnya islam dan sekuler tersebut? Apakah islam
sekarang menjadi sekuler? Pada tulisan ini, penulis berusaha untuk menjelaskan
tentang islam dan sekulerisme.
A.
Pengertian
Islam
Islam secara bahasa mempunyai beberapa pengertian, diantaranya
adalah:
1. Islam berasal dari kata as-Salm yang artinya damai. Dalam
al-Qur’an Allah SWT berfirman (QS. 8 : 61) وَإِنْ جَنَحُوا لِلسَّلْمِ
فَاجْنَحْ لَهَا وَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيم
Artinya: "dan
jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya dan
bertaqwalah kepada Allah. Seseungguhnya Dialah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui".
2. Berasal dari kata ‘aslama’ (أَسْلَمَ)
yang berarti menyerah. Hal ini menunjukkan bahwa seorang pemeluk Islam
merupakan seseorang yang secara ikhlas menyerahkan jiwa dan raganya hanya
kepada Allah SWT. Penyerahan diri seperti ini ditandai dengan pelaksanaan
terhadap apa yang Allah perintahkan serta menjauhi segala larangan-Nya.
3. Islam berasal dari
‘salam’ (سَلاَمٌ)
yang mempunyai arti selamat dan sejahtera.
Islam adalah agama yang diwahyukan
kepada Nabi Muhamad SAW untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia sebagai
petunjuk jalan yang lurus, berdasar pada hokum Allah SWT, yang bertujuan untuk
memperoleh kebahagiaan dunia akhirat.[1]
Proses turunya agama islam dimulai
sejak Nabi berada di Gua Hira dan berproses selama 23 tahun.[2]
Dalam sebuah agama konsep-konsep manusia tentang realitas tidak didasarkan pada
pengetahuan namun didasarkan pada keyakinan pada Penguasa atau Tuhan yang
sangat beragam antara agama satu dengan agama yang lain. Tuhan yang dimaksud
dalam islam adalah Allah SWT. Islam bukan saja sebuah ideology, namun jyga
sebagai system cultural. Islam mencakup symbol-simbol kultur social yang
meliputi konsep ralitas dan perencanaan. Basis peradaban bagi dunia Islam
dibidang politik, social dan segala aspek kehidupan serta bangsa arab menjadi
maju ketika kejayaan Islam.[3]
Sebagai agama, islam mempunyai ajaran yang dimuat dalam kitab suci yaitu
Al-Quran dan Sunah Nabi.
B.
Inti
Ajaran Islam
Islam sebagai Rahmatan lil ‘alamin mempunyai peran dalam
segala aspek kehidupan, baik kehidupan social budaya, ekonomi, politik,
berbangsa dan bernegara. Dalam islam hubungan Manusia dengan Tuhanya (Hablum
minal Allah), hubungan manusia dengan sesama manusia lain (Hablum minan
Nas) dan hubungan manusia dengan makluk Tuhan selain manusia (Hablum min
Makhluqillah) diatur. Ajaran islam berusaha menciptakan keseimbangan dalam
kehidupan sehingga tercipta suatu tatanan yang ideal. Di segi Hukum misalnya
dalam pelanggaran pembunuhan diperlakukan hukuman setimpal(qishos) dengan
tujuan menghargai nyawa dan menciptakan ketertiban umum. Dalam masalah hablum
minan nas, misalnya adanya hak dan kewajiban sesame muslim separti
menjenguk ketika sakit dan lain-lain. Dalam masalah ibadah manusia dituntut
untuk selalu mendekatkan diri kepada Tuhanya dengan tujuan memperoleh
kebahagiaan dlohir dan batin.
Inti dari ajaran islam adalah tauhid, syariat, dan muamalah. Tauhid
berhubungan dengan keimanan dan akidah seseorang. Iman dan aqidah seseorang
terletak di hati. Sehingga bersifat abtrak dan individual. Yang mengetahui
hanyalah Allah Swt dan diri manusia sendiri. Syariat berhubungan dengan ibadah
yang dilakukan seseorang sebagai bukti keimanan. Ibadah seseorang mencerminkan
keimanan seseorang. Sedangkan muamalah berhubungan dengan komunikasi dan
interaksi manusia dengan manusia lainya. Sehingga terciptanya aturan hokum baik
tertulis maupun tidak yang berlaku dan harus ditaati oleh setiap manusia.
C.
Sejarah
singkat sekulerisme
Jika dilihat dari kronologis terjadinya filsafat, maka sekulerisme
merupakan faham muncul dengan bersamaan berkembangnya filsafat pada zaman
modern. Hal ini muncul karena ketidakpuasan para filosof akan hokum gereja yang
bersifat doktrinasi dan ingin membebaskan diri dari teologi. Sekulerisme
pertama kali muncul di Eropa bersamaan dengan zamn Renaissance dan reformasi
dimana fondasi Tradisionalisme Barat yang bertumpu pada institusi Negara dan
gereja mengalami kehancuran. Setelah terjadi perpisahan antara agama dan
kekuasaan Negara, sekulerisme dengan bebas menggembar-gemborkan kebebasan dan
hak asasi manusia tanpa ada batasan sehingga terjadi diskriminasi mental dan
kepribadian umat. Sekulerisme menyebar sampai Benua Amerika, Asia, dan Afrika.
Sekulerisme di Amerika adalah Sekulerisme yang Moderat artinya adalah suatu
system pemerintahan yang memisahkan antara agama dan kehidupan dunia namun
masih memberikan kebebasan untuk beragama tetapi agama tidak ada sangkut
pautnya dengan kehidupan dunia.
Sementara di Unisofiet dan Rusia, sekulerisme berkembang dalam
bentuk yang sensitive terhadap agama ( memusuhi agama) dan berusaha melenyapkan
agama, sarana prasarana serta praktik keagamaan di Negara tersebut. Sekulerisme
ini dinamakan dengan sekulerisme Marxisme.[4]
Tokoh sekulerisme Marxis adalah Darwin, Kral Marx, dan Freud. Komunisme
merupakan bagian dari sekularisme yang Marxis dimana komunisme tumbuh dan
berkembang di Negara China. Pada perkembanganya sekulerisme masuk dan
berkembang secara tidak langsung di berbagai Negara Demokrasi. Dengan adanya
moderenisme secara tidak langsung sekulerisme telah menjajah dengan global di
seluruh dunia.
D.
Pengertian
Sekulerisme
Sekulerisme berasal dari kata Latin “Seculum” yang artinya “masa”
oleh karena itu sekulerisme berorientasi pada masa sekarang.[5] Sekulerisme
menurut kamus Oxford adalah bersifat keduniaan atau matrialisme bukan
keruhanian atau keagamaan. Sekulerisme adalah pendapat yang mengatakan bahwa
agama tidak layak di jadikan fondasi Akhlakdan Pendidikan. Istilah sekulerisme
pertama kali di gunakan oleh penulis Inggris Geogre Holoyake pada tahun 1846.
Walaupun sekulerisme tergolong istilah baru, namun konsep-konsep kebebasan
berfikir sudah ada sejak zaman Ibnu Rusd dan aliran filsafatAveroisme.
Kata sekuler memiliki dua arti, yaitu berlangsung terus-menerus
atau terjadi dalam stu kurun waktu yang secara terus-menerus tanpa batas dan
makna kedua adalah yang tidak ada hubunganya dengan masalah-masalah keagamaan
atau kerohanian. Umumnua sekulerisme di gunakan sebagai pemisahan hukum-hukum
politik dengan masalah-masalah gereja atau keagamaan. Pendidikan sekular adalah
suatu sisem pendidikan yang mengabaikan ajaran-ajaran keagamaan. Sebagai suatu
doktrin, sekularisme adalah moralitas harus didasarkan pada perkara
kesejahteraan kemanusiaan di dalam kehidupan ini dan mengabaikan pertimbangan
yang bersumber dari keimanan kepada Tuhan dan kehidupan pada hari yang akan
datang.[6]
E.
Inti
Ajaran Sekuler
Sekularisme dalam penggunaanya adalah sebuah ideology yang
menyatakan bahwa sebuah institusi atau badan harus berdiri terpisah dari agama
atau kepercayaan. Sekularisme dapat juga berarti kebebasan beragama dan memilih
kepercayaan serta kebebasan tidak beragama. Sekulerisme berangggapan bahwa
aktivitas dan penentuan manusia terutama masalah politik harus berdasar pada
hal yang konkret, fakta dan bukan berdasar pengaruh keagamaan.
Sekulerisme merupakan sebuah doktrin, semangat atau kesadaran yang
menjunjung tinggi kekinian, serta kepentingan individu. Sekulerisme merupakan
konsep politik dan falsafah hidup, dimana cita-cita sekulerisme adalah kemajuan
dalam kehidupan manusia dalam bidang
materi tanpa memandang agama, aliran, maupun warna kulit seorang.
Sedangkan sekularisasi adalah transformasi dari seseorang, lembaga atau hal-hal
yang berbasis spiritualistic menuju yang meterialistik. Sebagai sebuah proses
social sekulerisme berusaha menyingkirkan peran hokum, nilai, dan otoritas
keagamaan dalam kehidupan manusia.[7]
F.
Sekulerisme
Dalam Prespektif Islam
Sekulerisme dalam bahasa Arab
dikenal dengan “Al-Ilmaniyah” diambil dari kata ‘alima ya’lamu ‘lmun.
Secara mafhum sekulerisme bermaksud mengangkat ilmu. Bahkan islam
sendiri memerintahkan kepada umatnya untuk mencari ilmu, mengamalkan ilmu, dan
menularkan ilmu. Bukan berati islam mengajarkan sekulerisme. Namun sekulerisme
menggunakan kata ‘Al- Ilmaniyah”
hanyalah tipu daya yang berlindung di balik slogan ilmu.
Sekulerisme dalam islam tidak ada tempat. Artinya baik sekulerisme
moderat dan sekulerisma Marxis tidak ada sangkut pautnya, tidak ada hubungan
dan keterkaitan dengan Islam. Islam tidak mengenal dan mendukung adanya
sekulerisme. namun bukti adanya sekularisasi dalam islam – sekularisasi yang
tidak seperti terjadi di Barat – terjadi, separti yang ditunjukan oleh
Borojuerdi sebagai berikut: islam tidak menekankan keakhiratan dan monasthinya
seperti agama Budha dan Hindu. Islam menjanjikan umat manusia lepas dari
kebobrokan kepada keadilan dan kesalehan telah menyumbangkan semangat
sekulerisme. kedua, adanya perdebatan dan perbedaan diantara ulama’ fiqh, kalam,
dan para filosof islam menjadikan munculnya gerakan sekulerisasi. ketiga,
perhatian kaum muslimin terhadap sains dan teknologi juga membuka adanya
sekularisasi.[8]
[1] Marifatul Islam By. Rikza Maulan, Lc., M.Ag.
pengertian Islam menurut bahasa dan istilah. ( http://el-misbah.blogspot.com/2008/11/marifatul-islam-1-pengertian-islam.html)
[2] Tim penyusun MKD IAIN Sunan Ampel. Pengantar studi Islam. Surabaya:
IAIN Sunan Ampel Press. 2012, hal 1
[3] Tim MKD IAIN Sunan Ampel, 3
[4] Jhon J. Donohue dan Jhon J. Esposito, Islam dan Pembaharuan.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 1995.hal xvi-xviii
[5] Achmad Jainuri. Orientasi idiologi gerakan Islam. Surabaya: Lembaga
Pengkajian Agama dan Masyarakat. 2004. Hal 84
[6] Abul Hasan Ali Nadawi. Benturan Barat dengan Islam. Bandung:
MIZAN, 1999. Hal 169
[7] Achmad Jainuri, 86.
[8] Ahmad Jainuri, 90-91
DAFTAR PUSTAKA
Abul Hasan Ali Nadawi. 1999. Benturan Barat dengan Islam.
Bandung: MIZAN.
Donohue dan Jhon J. Esposito. 1995. Islam dan Pembaharuan.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Jainuri,
Achmad. 2004. Orientasi Ideologi Gerakan Islam. Surabaya: Lembaga
Pengkajian Agama dan Masyarakat.
Tim penyusun MKD IAIN Sunan Ampel. Pengantar studi Islam.
Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press. 2012
Referensi
Internet
Tidak ada komentar:
Posting Komentar