Sabtu, 30 Mei 2015

Chapter #3 – Senja yang tak pernah redup



menatap senja
Lanjutan...

Syafaq, seorang mahasiswa yang raamah dan suka bergaul dengan banyak orang. Laki-laki yang senang menikmati keanekaragaman budaya dan adat teman-temannya yang notabene berasal dari berbagai pelosok negri ini. Ada yang dari Sumatra, Sulawesi, Jawa dan dari provinsi lainnya. Ia senang dengan keanekaragaman itu karena ia jadikan sebagai refrensi dalam memaknai, memahami dan menjalanikehidupan sosialnya.

Awalnya, jauh sebelum Syafaq duduk dalam bangku perkuliahan, semasa SLTP iya berkeyakinan bahwa wanita hanyalah
sebagai pengganggu dan sebagai beban jika dijadikan kekasih/pacar selama menempuh studi pembelajaran. Kesimpulan tersebut ia ambil lantaran melihat temannya yang kala itu sudah berpacara dan berdampak negatif pada studi pendidikannya, baik dalam proses belajar atapun kesehariannya yang terlihat lebih menyibukkan diri hanya dengan kekasihnya itu saja. Keyakinan ini ia pegang teguh selama hampir 6 tahun sejak SLTP sampai lulus SLTA.

Syafaq lebih senang berteman dan berteman, ketimbang harus berpacaran selama masih studi, dan ini membuatnya lebih fokus untuk belajar. Sebagai buktinya, Syafaq selalu mendapat rangking pertama dari kelas X sampai lulus. Dan nilainya itu pun adalah nilai tertinggi diantara kelas putra dan kelas putri, karena tempat dimana ia belajar itu dipisah anatara kelas putra dan kelas putri.

Sampai pada saat yang tak terduga pun datang, ia diterima disalah satu perguruan tinggi ternama di Surabaya melalui program beasiswa dari pemerintah. Dari sinilah kisah ini dimulai, kisah seorang Syafaq, seorang yang layak menyanding nama yang punya arti Senja, yah betul sekali, ia bagaikan senja yang menenangkan dan indah, senja yang tidak pernah redup cahayanya.

Bersambung...
*silahkan ikuti chapter selanjutnya untuk mengetahui kisah asmara Syafaq

Tidak ada komentar:

Posting Komentar