Fitrah manusia |
Adapun konsep
manusia menurut perspektif adalah bahwasanya manusia dilahirkan dalam keadaan
membawa fitrah. Yang dimaksud dengan fitrah disini adalah agama yang lurus,
potensi untuk mengesakan Allah dan makrifat kepada-Nya, cenderung untuk
melakukan kebaikan-kebaikan, dan tidak mengalami penyimpangan. Sebagaimana yang
diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a bahwasanya Rasulullah Saw bersabda;
ما
من مولودٍ يولد على الفطرة فأبواه أن يهوّدان او ينصّران او يمجّسان
Artinya: "setiap kelahiran itu dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci), kemudian kedua orang tua mereka meyahudikan, menasranikan dan memajusikan mereka"
Untuk mencapai
bentuk fitrah ini tentu perlu dibina dan dikembangkan dengan proses pendidikan
dan pengajaran. Terkadang anak kecil harus berhadapan dengan kondisi lingkungan
yang mungkin berefek negatif baginya dan kemudian membuatnya menyimpang dari
sifat-sifat fitrah.[1]
Jika manusia
bisa mengatahui dan mengerti akan hal-hal yang baik dan benar, maka manusia
juga punya potensi untuk dapat terpengaruh oleh kondisi sekitarnya yang
bersifat negatif dan kemudian membuatnya keluar dari jalan ke-fitrahan-nya.
Rasulullah Saw
bersabda, “tidak ada seorang jabang bayi pun kecuali dia terlahir dala
keadaan fitrah”. Hanya saja dalam kehidupan manusia banyak sekali
pengaruh-pengaruh yang datang dari luar diri manusia (eksternal), baik yang
berasal dari keluarganya, lingkungannya, sosial masyarakatnya dan juga budaya
tempat dia hidup dan bertumbuh kembang juga bisa mengakibatkan si manusia
tersebut menjadi Yahudi, Nasrani, atau Majusi.
Dengan fitrahnya, manusia akan lebih cenderung untuk
melakukan hal-hal kebaikan dan lebih mencari kondisi yang bisa menenangkan
jiwanya. Apabila dia melakukan pelanggaran seperti berbuat dosa atau maksiat,
maka hatinya akan merasa gelisah dan resah, apalagi sampai dketahui oleh orang
lain.[2]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar